MASYARAKAT ISLAMI

07.55

M
asyarakat Islami adalah masyarakat yang dinaungi dan dituntun oleh norma-norma Islam sebagai satu-satunya agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Masyarakat yang secara kolektif atau orang perorangan bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam meniti sirotulmustaqim.

Masyarakat yang didominasi oleh istiqomah, kejujuran, kebersihan ruhani dan saling kasih mengasihi. Walaupun mereka berbeda-beda dalam tingkat dan kadar pemahaman terhadap rincian ajaran Islam, tetapi mereka telah memiliki pondasi yang sama untuk menerima Islam secara totalitas (kaffah).

Mereka adalah masyarakat yang tunduk dan patuh pada syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta berupaya untuk mewujudkan syariat-Nya dalam semua aspek kehidupan.

Saat itu, pada dasarnya mereka sedang berupaya secara serius mewujudkan arti penghambaan yang sebenarnya kepada Rabbul ‘alamin. Untuk itulah, mereka bersungguh-sungguh mengamalkan sisi-sisi tuntunan ajaran Islam dalam bentuk amal sholih, dengan mengerahkan daya dan upaya mereka secara maksimal.

Mereka adalah masyarakat yang secara sungguh-sungguh menjaga diri agar tidak terjatuh secara  sengaja kedalam bentuk kedurhakaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalaupun terkadang tergelincir ke dalam bentuk dosa dan maksiat, mereka segera kembali kepada-Nya, tersungkur dengan bertaubat memohon maghfirah-Nya yang sangat luas dan bertekad kuat untuk tidak mengulangi-nya kembali.

Walaupun pada kenyataannya mungkin saja ketergelinciran itu terulang kembali, maka merekapun akan kembali bertaubat

Pada masyarakat seperti ini, amanat dan keamanan akan sangat terjaga. Kerusakan dalam segala bentuknya akan sangat maksimal terminimalisir. Kemiskinan yang terjadi hanyalah kemiskinan yang benar-benar normal dan tidak terhindarkan. Bukan seperti kemiskinan yang merebak bagaikan wabah, disebabkan oleh konspirasi penghisapan darah rakyat jelata.

Kemiskinan yang normal dan sangat minimal itu pun teringankan oleh keberkahan segalanya. Kemudian harapan-harapan balasan akhirat atas kesabaran mengarungi hidup miskin menjadi pelipur dan penghibur yang besar sekali.

Akhirnya hubungan mesra dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengguyur seluruh orang dengan hujan kebahagiaan sejati yang tidak ada hentinya.

Ketika masyarakat telah didominasi dan dituntun oleh norma-norma Islam, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan memenuhi janji-Nya, dengan memberikan keberkahan kepada mereka dalam semua sisi dalam aspek kehidupan mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ٩٦
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi...” (QS. Al-A’rof [7]: 96).

Mereka akan mendapatkan kebaikan, ketenangan dan kesejahteraan dalam kehidupan mereka, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kenikmatan-Nya dalam beragam bentuk dan dari berbagai jalan.

Seluruh aspek kehidupan; ekonomi, politik dan sosial kemasyarakatan, dipenuhi sumber-sumber kebaikan yang diberkahi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)

Kenikmatan yang mereka terima bukan hanya sebatas berwujud materi kebendaan, tetapi juga berwujud nonmateri yang mereka rasakan sebagai hasil dari baiknya hubungan interaksi (mu’amalah) dengan sesama dan buah dari penerapan setiap aspek ajaran Islam yang mulia oleh seluruh komponen masyarakat.

Setiap orang, masing-masing dalam kedudukan dan tanggung jawabnya, menunaikan kewajiban sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntunan Islam.

Semua bergerak, beraktivitas dan berlomba-lomba mencurahkan segenap kemampuan dalam menghasilkan amal terbaik mereka. Sehingga tidaklah mereka mendapatkan hasil darinya kecuali kebahagiaan dan kemuliaan.

Setiap orang tidak hanya akan menerima manfaat dari orang lain, tetapi juga akan berupaya untuk memberi manfaat kepada orang lain. Saling tolong-menolong dalam kebaikan menjadi budaya yang mendominasi di tengah masyarakat.

Termasuk dalam bentuk upaya serius dan terus menerus untuk membina dan membimbing saudaranya ke arah penerapan aspek-aspek ajaran Islam, serta dalam meluruskan dan menasihatinya di saat terjadi kekeliruan dan penyimpangan.

Setiap gerak aktivitas mereka akan semakin menambah bobot amal shalih yang membuahkan kenikmatan bagi mereka masing-masing.

Dengan demikian, mereka akan mendapatkan manfaat teramat besar berupa terjaganya agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda mereka.

Hal ini disebabkan faktor-faktor perusak dan penghancur unsur-unsur tersebut tidak lagi mendominasi masyarakat.
   
Sungguh, seluruh sisi kehidupan mereka akan menjadi hal yang membaha-giakan. Walaupun banyak problem kehidupan yang membawa duka dan melelahkan sebagai salah satu karakter kehidupan di dunia, akan tetapi mereka mampu menghadapinya dengan penuh kesabaran, didasarkan pada keimanan yang mendalam bahwa hal itu adalah salah satu bentuk ujian untuk mencapai derajat kemuliaan yang lebih tinggi.

Semua kerja keras mereka di dunia ini akan mendapatkan balasan berupa jannah dan seluruh kenikmatan yang tiada tara, dalam kehidupan di akhirat yang kekal abadi. Amal-amal kebaikan mengalir deras dan senantiasa tumbuh lebat dengan hanya satu motivasi, mengharapkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Artikel Terkait

Previous
Next Post »