Dalam
kehidupan nyata, kita sering menjumpai suatu kejadian yang dapat kita
ambil ibrah (pelajaran) darinya. Di antaranya adalah gerak-gerik
sekawanan semut dalam melestarikan kehidupannya. Mari kita simak filosofi semut
yang hebat, berikut ini:
1).
Semut selalu bekerjasama. Coba kita perhatikan cara kerja semut, mulai dari mengangkat sebutir
nasi sampai memakannya, mereka selalu bekerja sama. Sebutir nasi yang cukup
berat bagi semut, diangkat beramai-ramai ke tempat mereka. Begitu seterusnya
hingga butiran nasi yang mereka angkut mencukupi kebutuhan makan mereka.
Kemudian mereka akan menyantapnya pula bersama-sama.
Kerjasama
dan kekompakan para semut bisa Anda jadikan teladan. Misalnya, saat rekan kerja
Anda kesulitan, apa salahnya kita membantu. Toh hasilnya bukan untuk
kepentingan pribadi namun demi kepentingan kelompok atau bersama.
2). Semut
saling peduli. Kebiasaan semut yang saling bersentuhan (mungkin dalam bangsa
manusia, menegur atau bersalaman) jika bertemu, menandakan bahwa bangsa semut
memiliki kepedulian dan keakraban yang tinggi. Mereka merasa bahwa tidak ada
yang berbeda di antara mereka. Dalam dunia kerja, sentuhan yang berarti 'care'
memberi arti tersendiri bagi karyawan. Bayangkan, apa jadinya jika di
lingkungan kerja Anda, sudah tidak saling peduli? Sangat menyiksa bukan..?
Sikap ini dapat ditumbuhkan untuk menjaga kekompakan dan menumbuhkan iklim
kerja yang kondusif.
3).
Semut tidak pernah menyerah. Bila kita menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah
para semut, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke
atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan
keluar. Suatu filosofi yang bagus, bukan? Jangan sekali-kali menyerah untuk menemukan
jalan menuju tujuan kita sendiri. Allah akan memberikan jalan-jalan kebaikan
bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan-Nya.
4).
Semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Ini adalah
cara pandang yang penting. Kita tidak boleh menjadi begitu naif dengan
menganggap musim panas akan berlangsung sepanjang waktu. Semut- semut mengumpulkan
makanan musim dingin mereka di pertengahan musim panas. Karena sangat penting
bagi kita untuk bersikap realitis. Di musim panas kita harus memikirkan tentang
halilintar. Kita seharusnya memikirkan badai sewaktu kita menikmati pasir dan
sinar matahari. Berpikirlah ke depan, seperti halnya 'sedia payung sebelum
hujan'.
5). Sebaliknya,
Semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas. Ini juga
penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, "Musim
dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit
ini." Maka ketika hari pertama musim semi tiba, semut-semut keluar dari
sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya.
Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya.
Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka. Dengan bahasa lain,
filosofi semut dapat kita teladani di lingkungan kerja kita. Dengan menjaga
kerjasama, kekompakkan, saling peduli, kerja keras, pantang menyerah, dan
optimis memandang masa depan. Bagaimana? Tentu saja karena kita lebih hebat
dari bangsa semut, kita bisa mencapai sukses yang luar biasa, jika kita
berusaha!
Begitu
pun dalam masalah ibadah, kita bisa saling bekerjasama. Terlebih lagi dalam
urusan dakwah. Hal ini selaras dengan perintah Allah dalam firman-Nya “..dan
tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan..” (QS. Al-Maidah: 2)
Artikel
lainnya:
EmoticonEmoticon