M
|
asyarakat
Islami adalah masyarakat
yang dinaungi dan dituntun oleh norma-norma Islam
sebagai satu-satunya agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Masyarakat
yang secara kolektif atau orang perorangan
bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam
meniti sirotulmustaqim.
Masyarakat yang didominasi oleh istiqomah, kejujuran, kebersihan
ruhani dan saling kasih mengasihi. Walaupun
mereka berbeda-beda dalam tingkat dan kadar pemahaman terhadap rincian ajaran Islam, tetapi mereka telah memiliki
pondasi yang sama untuk menerima Islam secara totalitas (kaffah).
Mereka adalah masyarakat yang tunduk dan patuh pada syariat
Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta berupaya untuk mewujudkan syariat-Nya
dalam semua aspek kehidupan.
Saat itu, pada dasarnya mereka
sedang berupaya secara serius mewujudkan arti penghambaan yang sebenarnya kepada Rabbul
‘alamin. Untuk itulah, mereka bersungguh-sungguh mengamalkan sisi-sisi
tuntunan ajaran Islam dalam bentuk amal sholih,
dengan mengerahkan daya dan
upaya mereka secara maksimal.
Mereka adalah masyarakat yang secara sungguh-sungguh menjaga diri agar tidak terjatuh
secara sengaja kedalam bentuk kedurhakaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kalaupun terkadang tergelincir ke dalam
bentuk dosa dan maksiat, mereka segera kembali kepada-Nya, tersungkur
dengan bertaubat memohon maghfirah-Nya
yang sangat luas dan bertekad kuat untuk tidak mengulangi-nya kembali.
Walaupun pada kenyataannya mungkin saja ketergelinciran
itu terulang kembali, maka merekapun akan kembali bertaubat
Pada masyarakat seperti ini, amanat dan keamanan akan
sangat terjaga. Kerusakan dalam
segala bentuknya akan sangat maksimal terminimalisir.
Kemiskinan yang terjadi hanyalah kemiskinan yang benar-benar normal dan tidak terhindarkan. Bukan seperti kemiskinan
yang merebak bagaikan wabah,
disebabkan oleh konspirasi penghisapan darah rakyat jelata.
Kemiskinan yang normal dan sangat
minimal itu pun teringankan oleh keberkahan segalanya. Kemudian harapan-harapan
balasan akhirat atas kesabaran mengarungi hidup miskin menjadi pelipur dan
penghibur yang besar sekali.
Akhirnya
hubungan mesra dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengguyur seluruh
orang dengan hujan kebahagiaan sejati yang tidak ada hentinya.
Ketika masyarakat telah didominasi
dan dituntun oleh norma-norma Islam, maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala pasti akan memenuhi janji-Nya, dengan memberikan
keberkahan kepada mereka dalam semua sisi dalam
aspek kehidupan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَوۡ
أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ
مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ
يَكۡسِبُونَ ٩٦
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan-keberkahan
dari langit dan bumi...” (QS. Al-A’rof [7]: 96).
Mereka akan mendapatkan kebaikan, ketenangan dan kesejahteraan dalam
kehidupan mereka, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kenikmatan-Nya dalam
beragam bentuk dan dari berbagai jalan.
Seluruh aspek kehidupan; ekonomi, politik dan sosial
kemasyarakatan, dipenuhi sumber-sumber kebaikan yang diberkahi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَنۡ
عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ
حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ
يَعۡمَلُونَ ٩٧
“Barangsiapa
yang mengerjakan amal sholih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)
Kenikmatan yang mereka terima bukan hanya sebatas berwujud materi
kebendaan, tetapi juga berwujud nonmateri yang mereka rasakan sebagai hasil dari baiknya hubungan interaksi (mu’amalah)
dengan sesama dan buah dari penerapan
setiap aspek ajaran Islam yang mulia oleh seluruh komponen masyarakat.
Setiap orang, masing-masing dalam kedudukan dan tanggung jawabnya, menunaikan
kewajiban sebagaimana mestinya sesuai dengan tuntunan Islam.
Semua bergerak, beraktivitas
dan berlomba-lomba mencurahkan segenap
kemampuan dalam menghasilkan amal terbaik mereka. Sehingga tidaklah mereka mendapatkan hasil darinya kecuali kebahagiaan dan
kemuliaan.
Setiap orang tidak hanya akan menerima manfaat dari orang lain, tetapi juga
akan berupaya untuk memberi manfaat kepada orang lain. Saling tolong-menolong
dalam kebaikan menjadi budaya yang mendominasi di tengah
masyarakat.
Termasuk dalam bentuk upaya serius dan terus menerus untuk membina dan membimbing saudaranya ke arah penerapan aspek-aspek ajaran Islam, serta dalam
meluruskan dan menasihatinya di saat
terjadi kekeliruan
dan penyimpangan.
Setiap gerak aktivitas mereka akan semakin menambah bobot
amal shalih yang membuahkan kenikmatan bagi
mereka masing-masing.
Dengan demikian, mereka akan mendapatkan manfaat teramat
besar berupa terjaganya agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda mereka.
Hal ini disebabkan faktor-faktor perusak
dan penghancur unsur-unsur tersebut tidak lagi mendominasi masyarakat.
Sungguh, seluruh sisi kehidupan mereka akan menjadi hal
yang membaha-giakan. Walaupun banyak problem kehidupan yang membawa
duka dan melelahkan sebagai salah satu karakter kehidupan di dunia, akan tetapi
mereka mampu menghadapinya dengan penuh kesabaran, didasarkan pada keimanan
yang mendalam bahwa hal itu adalah salah satu bentuk ujian untuk mencapai
derajat kemuliaan yang lebih tinggi.
Semua kerja keras mereka di dunia ini akan mendapatkan
balasan berupa jannah dan seluruh kenikmatan yang tiada tara, dalam kehidupan
di akhirat yang kekal abadi. Amal-amal
kebaikan mengalir deras dan senantiasa tumbuh lebat dengan hanya satu motivasi,
mengharapkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
EmoticonEmoticon