Menggetarkan Jiwa, Ceramah Ust. Dr. M. Sarbini di BINTARA HASMI II

07.55

Setidaknya dua poin pokok telah disampaikan oleh Ketua Umum Harakah Sunniyyah UntukMasyarakat Islami (HASMI), Ust. Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I dalam acara BINTARA HASMI II di Villa Sigaol Kaki Gunung Salak, Ciapus Bogor.

Berikut ringkasan ceramah beliau yang dapat saya catat:

Setelah memuji Allah dan bershalawat atas Nabi, Ustadz menyampaikan tausiyahnya;
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kedudukan tertinggi suatu peribadahan dalam anta’budallah ka annaka tarahu (engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya).

Kedudukan ihsan inilah yang seharusnya menjadi tanafus (dorongan berlomba) kita untuk mengejar kedudukan kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang demikian itu sangat diirikan oleh para Malaikat.

Ada dua amalan yang secara isyarah menggambarkan bahwa pengabdian ini langsung dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang pertama adalah Annashr (menolong Allah).
Ibadah annashr  ini langsung dikaitkan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal yang kita bela bukan Dzat Allah (karena Allah tidak butuh pembelaan), akan tetapi yang kita bela adalah Agama-Nya, kalam-Nya, tauhid-Nya, syariat-Nya.

Maka pengabdian pembelaan kepada Allah disebut dengan dzirwah sanamil islam (puncak ketinggian dalam Islam).

Beliau menceritakan tentang kejujuran salah seorang shahabat Nabi dalam meraih syahid di Jalan-Nya. Abdullah bin Naham namanya.

Abdullah bin Naham dijuluki dengan dzul bajadain (pemilik dua potong kain) karena ia diusir dari keluarganya oleh pamannya tanpa diijinkan membawa sedikitpun harta miliknya walau hanya pakaian yang menempel di badannya. Hal itu dilakukan pamannya setelah Abdullah bin Naham mengumumkan keislamannya.

Dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah, Abdullah menemukan sepotong kain yang kemudian kain tersebut dipotong menjadi dua bagian untuk pakaian atas dan bawah. Ia mengenakannya seperti pakaian ihram.

Singkatnya, Abdullah Dzul Bajadain meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam agar dido'akan diberikan kesyahidan dalam membela Agamanya.

Maka Nabi mengikatkan seutas tali berwarna coklat kemudian berdo’a, “Yaa Allah, aku mengharamkan darahnya untuk orang-orang kafir”.

Mendengar do’a beliau, Dzul Bajadain berkata, “Bukan itu yang aku minta wahai Rasulullah”.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ketika engkau keluar untuk berjihad, kemudian engkau sakit demam hingga wafat, atau terlempar dari hewan tunggananmu, hingga lehermu patah, maka engkau adalah syahid.”

Setelah menceritakan kisah tersebut, Ust. M. Sarbini meyakinkan kepada peserta BINTARA bahwa, menolong Agama Allah merupakan amalan yang sangat agung dan tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Beliau melanjutkan;
Poin yang kedua adalah ihfazhillah yahfazhka (jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu).

Jaga Agama Allah, jaga syari’at Allah atas kemurniannya, jaga kalam-Nya.. niscaya Dia akan menjaga kita.

Kalau kita mau menjaga Allah, maka kita akan menjadi orang-orang yang berkedudukan tinggi setelah para nabi dan rasul.

Demikianlah sedikit ringkasan dari tasyji’ da’wi yang disampaikan oleh Ust. Dr. M. Sarbini dalam acara BINTARA HASMI II. Tentunya ceramah yang sesungguhnya jauh lebih menggugah daripada sekadar tulisan ini.


Wallahu a’lam bishshawab. Semoga bermanfaat.. Aamiin..

[Relawan Media HASMI]

-------***------

Lihat Dokumentasi BINTARA HASMI II "Telusur Sungai Kaki Gunung Salak"

Artikel Terkait

Previous
Next Post »