Setidaknya
dua poin pokok telah disampaikan oleh Ketua Umum Harakah Sunniyyah UntukMasyarakat Islami (HASMI), Ust. Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I dalam acara BINTARA
HASMI II di Villa Sigaol Kaki Gunung Salak, Ciapus Bogor.
Berikut
ringkasan ceramah beliau yang dapat saya catat:
Setelah
memuji Allah dan bershalawat atas Nabi, Ustadz menyampaikan tausiyahnya;
Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kedudukan tertinggi suatu
peribadahan dalam anta’budallah ka annaka tarahu (engkau beribadah
kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya).
Kedudukan
ihsan inilah yang seharusnya menjadi tanafus (dorongan berlomba)
kita untuk mengejar kedudukan kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang demikian itu sangat diirikan oleh para Malaikat.
Ada dua
amalan yang secara isyarah menggambarkan bahwa pengabdian ini langsung
dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Yang
pertama adalah Annashr (menolong Allah).
Ibadah
annashr ini langsung dikaitkan
dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal yang kita bela bukan Dzat
Allah (karena Allah tidak butuh pembelaan), akan tetapi yang kita bela adalah Agama-Nya,
kalam-Nya, tauhid-Nya, syariat-Nya.
Maka
pengabdian pembelaan kepada Allah disebut dengan dzirwah sanamil islam
(puncak ketinggian dalam Islam).
Beliau
menceritakan tentang kejujuran salah seorang shahabat Nabi dalam meraih syahid
di Jalan-Nya. Abdullah bin Naham namanya.
Abdullah
bin Naham dijuluki dengan dzul bajadain (pemilik dua potong kain) karena
ia diusir dari keluarganya oleh pamannya tanpa diijinkan membawa
sedikitpun harta miliknya walau hanya pakaian yang menempel di badannya. Hal itu
dilakukan pamannya setelah Abdullah bin Naham mengumumkan keislamannya.
Dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah, Abdullah menemukan sepotong kain yang
kemudian kain tersebut dipotong menjadi dua bagian untuk pakaian atas dan
bawah. Ia mengenakannya seperti pakaian ihram.
Singkatnya,
Abdullah Dzul Bajadain meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa
sallam agar dido'akan diberikan kesyahidan dalam membela Agamanya.
Maka
Nabi mengikatkan seutas tali berwarna coklat kemudian berdo’a, “Yaa Allah, aku
mengharamkan darahnya untuk orang-orang kafir”.
Mendengar
do’a beliau, Dzul Bajadain berkata, “Bukan itu yang aku minta wahai Rasulullah”.
Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya ketika engkau keluar untuk berjihad, kemudian engkau
sakit demam hingga wafat, atau terlempar dari hewan tunggananmu, hingga lehermu
patah, maka engkau adalah syahid.”
Setelah
menceritakan kisah tersebut, Ust. M. Sarbini meyakinkan kepada peserta BINTARA
bahwa, menolong Agama Allah merupakan amalan yang sangat agung dan tinggi di
sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Beliau
melanjutkan;
Poin
yang kedua adalah ihfazhillah yahfazhka (jagalah Allah, niscaya Allah
akan menjagamu).
Jaga
Agama Allah, jaga syari’at Allah atas kemurniannya, jaga kalam-Nya.. niscaya
Dia akan menjaga kita.
Kalau
kita mau menjaga Allah, maka kita akan menjadi orang-orang yang berkedudukan
tinggi setelah para nabi dan rasul.
Demikianlah
sedikit ringkasan dari tasyji’ da’wi yang disampaikan oleh Ust. Dr. M. Sarbini
dalam acara BINTARA HASMI II. Tentunya ceramah yang sesungguhnya jauh lebih
menggugah daripada sekadar tulisan ini.
Wallahu
a’lam bishshawab. Semoga bermanfaat.. Aamiin..
[Relawan Media HASMI]
-------***------
Lihat Dokumentasi BINTARA HASMI II "Telusur Sungai Kaki Gunung Salak"
-------***------
Lihat Dokumentasi BINTARA HASMI II "Telusur Sungai Kaki Gunung Salak"
EmoticonEmoticon